Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Wakaf BHPNU, PCNU Kab. Mojokerto Hadirkan Ketua LWP PWNU Jatim

Nahdlatul Ulama merupakan organisasi islam terbesar dan memiliki banyak aset. Namun, tidak jarang aset-aset tersebut banyak yang tidak terurus dengan baik dan kurang rapi.  Menyadari akan hal ini, maka PCNU Kabupaten Mojokerto bergerak cepat  membangun komunikasi dengan berbagai pihak untuk menuntaskan persoalan asset-aset, dalam hal ini yang paling vital adalah aset NU berupa tanah.

Pada Selasa (14/12) PCNU Kabupaten Mojokerto menggelar Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Wakaf dengan berbagai perangkat organisasi dan stakeholder terkait tentang sertifikasi tanah wakaf yakni Badan Hukum Perkumpulan Nahdlatul Ulama (BHPNU). Hadir dalam kegitan tersebut, Ketua LWPNU PWNU Jawa Timur DR. KH. Musta’in, Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Kab. Mojokerto yang di wakili oleh Kasubag TU H. Didik.  Hadir pula pada kegiatan tersebut Kepala Kemenag Kabupaten Mojokerto H. Barozi, serta Ketua BWI Perwakilan Kabupaten Mojokerto KH. Ahmad Rifa’i Dimyati.  Turut pula hadir jajaran PCNU Kabupaten Mojokerto, KH. Abdul Adzim Alwi (Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto), didampingi oleh sekretaris PCNU Gus Taufiq, Ketua LWPNU Kabupaten Mojokerto KH. Akhirizzen beserta jajarannya.

Kegiatan ini diikuti oleh sekitar enam puluh orang peserta, tiga orang peserta dari masing-masing MWCNU se kabupaten Mojokerto yang terdiri dari satu orang Ketua MWCNU dan dua orang dari unsur Pejuang Wakaf BHPNU pada setiap kecamatan. Disamping itu juga di ikuti oleh semua Pengurus LWP PCNU Kabupaten Mojokerto.

Dalam mengawali  sambutannya, Kyai Adzim panggilan karib ketua PCNU Kab. Mojokerto, bahwa kegiatan ini merupakan salah satu tindak lanjut dari MOU antara BPN Kab. Mojokerto dengan PCNU Kab. Mojokerto yang tempo hari telah dilaksanakan, dan juga sekaligus merupakan evaluasi dari program Gerakan 1000 wakaf BHPNU yang beberapa waktu lalu telah di canangkan.

“Yang atas sudah bergerak sedemikian rupa, terus kita yang dibawah tidak mengimbangi dengan gerakan yang sama, kan repot jadinya,” kelakar Kyai Adzim dalam menggambarkan betapa pentingnya bergerak bersama dalam suksesnya sertifikasi Wakaf BHPNU di kabupaten Mojokerto.

Pada Sesi berikutnya, adalah Pembinaan dari Ketua LWP PWNU Jawa Timur KH. Musta’in. Beliau mengatakan bahwa, NU itu kaya, dengan nada yang meyakinkan. Kemudian beliau mencontohkan dalam suatu Desa atau Kelurahan, ada berapa jumlah Masjid, Musholla, Madrasah, lembaga pendidikan, TPQ dan lain sebagainya, itu kalo sudah terdata rapi, coba sudah berapa nilainya, ujar Kyai Musta’in.

“Oleh karena itu, menjadi tugas kita bersama dalam hal penyelamatan aset-aset NU yang berupa Masjid, Musholla, Madrasah, lembaga pendidikan, TPQ dan lain sebagainya yang belum di wakafkan dengan Nadzir BHPNU,” imbuhnya.

“Untuk para pejuang Wakaf, tolong cari info terkait Program PTSL tahun 2022 di wilayah masing-masing, jangan sampai ada Musholla atau tempat ibadah lainnya yang tidak sertifikat wakaf khususnya dengan Nadzir BHPNU padahal di wilayahnya mendapatkan program PTSL,” harapnya.

Pada kesempatan yang sama, beliau juga menyampaikan kepada beberapa PPAIW yang ketepatan memang menjadi bagian dari pengurus LWP PCNU Kabupaten Mojokerto, apabila ada orang yang akan mendaftarkan Ikrar Wakaf, boleh untuk mengarahkan kepada Nadzir Badan Hukum NU, yang penting tidak memaksa. Pungkas beliau yang juga Kepala Kemenag Kabupaten Malang.

Kemudian acara dilanjutkan dengan tanya jawab, yang di ikuti oleh semua peserta dengan sangat antusias, karena memang persoalan wakaf adalah persoalan yang sangat seksi. Dan diakhiri dengan pembacaan Do’a oleh Ketua LWP PCNU Kabupaten Mojokerto KH. Akhirrizzen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *